Tersebutlah kisah, Wirananggapati putra raja Mataram. Beliau meminta ijin kepada ibunya untuk mengembara ke negeri asing (tatar Sunda) ibunya merestui kepergian Wirananggapati dan membekalinya berupa pusaka karembong lokcan.
Singkat cerita sampailah Raden Wirananggapati ke suatu pesantren yang berada di Desa Ciketug (Pamulihan). Pemimpin di pesantren itu adalah Kiai Jabasraga yang mempunyai seirang anak bernan Nyi Suka Inten. Para santri di pesantren menghina dan memperolok-olok Raden Wirananggapati yang terlihat kotor dan kumel. Dalam keadaan prihatin Raden Wirananggapati diberi tugas menjaga ladang Kiai Jabasraga.
Nyi Suka Inten tertarik oleh kepribadian Raden Wirananggapati, begitu pula Kiai Jabasraga mengetahui kisah kasih mereka dan merestuinya untuk bersanding di pelaminan. Suatu waktu Kiai Jabasraga menyuruh Raden Wirananggapati berkunjung ke Mataram.
Di Mataram Raden Wirananggapati berhasil melumpuhkan seekor banteng yang mengamuk dan memporak porandakan paseban dengan “karembong lokcan”.
Melihat pusaka karembong lokcan Raden Wirananggapati oleh raja Mataram diakui sebagai anak, yang kemudian ditugaskan menjadi Bupati di Subang.
Raden Wirananggapati semula bernama “Raden Mas Muryah Martapura” yang bergelar Pangeran Adipati Anom. Beliau adalah perwaris tahta kerajaan Mataram kedua dari Panembahan Krapyak yang bergelar Sesuhunan Adiprabu Anyakrawati Senopati Ingalaga.
Untuk lebih jelasnya mari kita simak dan telusuri asal mula sejak berdirinya kerajaan Mataram.
Pada tahun 1586 M Sutawijaya dan Senopati dalam peperangan berhasil merebut kekuasaan kerajaan Pajang. Dengan demikian Mataram yang tadinya hanya berbentuk Kadipaten yang tunduk kepada kerajaan Pajang, sekarang naik kedudukannya menjadi kerajaan.
Maka berdirilah kerajaan Mataram yang pertama dengan rajanya Senopati dikenal dengan gelar Panembahan Senopati.
Setelah Penambahan Senopati mangkat, digantikan oleh putranya yang bernama Raden Mas Jelang dan setelah menjadi raja Mataram kedua bergelar Panembahan Kerapyak atau Sesuhunan Anyakrawati senopati Ingalaga Mataram.
Panembahan Krapyak mempunyai mempunyai dua istri, yang pertama bernama Ratu Tulung Ayu sebagai prameswari atau disebut Ratu Kulon, yang kedua Ratu Adi yang statusnya sebagai istri selir.
Dari istri pertama Ratu Tulang Ayu (prameswari) mendapat tiga anak yaitu satu. RM. Mutyah Martapura/Adipati Anom, dua Adipati Pesir dan tiga Soraya.
Sedangkan dari Ratu Adi sebagai istri selir dapat anak sati yaitu RM. Rangsang atau Sujatmko Abdurahman.
Nah, RM. Muryah Martapura atau Adipati Anom inilah yang kelak bernama Wirananggapati yang menjadi kuwu (dalem) pertama Desa Subang dan cikal bakal adanya Desa Subang. Sedangkan RM. Rangsang atau Sujatmiko Abdurahman kelak menjadi Sultan Agung Raja Mataram ketiga.
Tag | : | sejarah subang profil desa |
Online | 1 |
Hari ini | 49 |
Kemarin | 40 |
Bulan ini | 89 |
Tahun ini | 10422 |
Total | 14426 |
© Pemerintah Desa Subang. All Rights Reserved. Powered by easydes.id